~ AKU DAN LINDA ~

Pagi itu seperti biasanya sang fajar telah menampakan diri sebelum ku terbangun. Angin yang dingin ku rasa sangat menusuk tubuhku yang tergolong tidak terbiasa dengan cuaca seperti ini. Ayam bernyanyi menyampaikan kabar bahagia, burung kenari kecil berpertabangan di antara rumah para tetanggaku. Sedikit ku tengok lagi apa yang telah terjadi dahulu, aku dan semua kenanganku. Saat indah bersama orang mereka, keluargaku. 

          Hari ini adalah hari pertamaku menjejakan kakiku di halaman baru. Membawa asa dan semangat dalam diriku. Bersekolah di daerah orang ku telah mantapkan niatku untuk meraih cita. Pagi ini adalah pagi pertamaku masuk sekolah menengah atas (SMA). SMA 17, disanalah aku kan bersekolah. di hari pertamaku bersekolah aku bahkan belum menemukan seorang teman. Mungkin sikapku yang agak aneh dan udik. Maklumlah aku adalah anak dari desa sedangkan mereka adalah anak-anak kota. Kutelan ludahku saat kulihat barisan kuda besi bermotor terparkir dihalaman depan sekolah memenuhi barikade para siswa yang lalu-lalang. Sedangkan aku hanya berjalan kaki untuk menempuh perjalanan dari kostanku sampai ke sekolah.

 Pada hari pertama tidak terlalu banyak kegiatan yang dapat dilakukan karena para siswa baru di minta untuk lebih mengenal lebih jauh semua tentang sekolah ini. Biasanya untuk mengisi jam kosong aku lebih suka membaca buku pelajaran  SMP di taman dekat sekolah. Kulakukan hal yang sama itu selama 3 minggu pertamaku bersekolah. namun mataku tertarik pada sesuatu, seorang gadis yang slalu kujumpai pada saat pulang atau pergi sekolah bahkan pada saatku membaca buku di tempat kesukaanku. Wajahnya agak samar ku lihat karena terlalu jauh jarak antara ku dengannya. Ku coba tuk mendekatinya namun slalu gagal. Pada langkah pertama aku slalu mengurungkan niatku, entah mengapa hal itu bisa terjadi. aku mencoba memberanikan diri tuk menyapanya namun selalu saja gagal. Kembali, dia slalu berangkat sekolah bersamaan dengaku bedanya hanya dia slalu berjalan di depanku. 

“Kali ini aku harus bisa menyapanya” bisik ku
Lalu kucoba sejajarkan jalanku dengannya, kutengok wajahnya kulihat sosok cantik yang mempunyai rambut lurus hingga pundak. Tak lama lalu kumulai berkata ..
“hai, boleh ku berkenalan denganmu ?”
Dia tak menjawab perkataanku tadi, namun kan ku kucoba sekali lagi ..
“Namaku array nama kamu siapa ?” lanjutku.
“Nama saya linda C” sahutnya. Akhirnya ia berbicara juga, agak lega perasaanku ini ketika mendengar suara yang keluar dari mulutnya.
“Oh linda C, C nya itu pasti cantik yaa, hehe .. “ godaku sambil tersenyum nakal.
Dia tak membalasnya dan hanya tersenyum manis padaku. Dapatku lihat lesung pipit yang menghiasi wajahnya, bibirnya yang tipis dan pipinya yang berwarna merah merona dengan backgound putih.


Percakapanku berlanjut dengan linda sampai kami tiba di sekolah tanpa disadari karena saking asyiknya kami berbincang-bincang. Sejak saat itu aku dan linda semakin akrab dan slalu pulang dan berangkat sekolah bersama-sama. Dia adalah teman sekaligus sahabat pertama yang ku dapatkan di kota ini. Sejak saat itu aku sering bermain ke kelasnya begitu juga linda yang sering bermain ke kelasku. Linda mendapatkan kelas IPA 2 sedangkan aku hanya mendaptkan kelas IPA 1. Ternyata ia sama pintarnya denganku seringkali kami bertukar pendapat, berbagi ilmu dan mebahas sesuatu yang belum kami ketahui. Tempat favoritku dan linda adalah taman sekolah disanalah kami sering belajar bersama. 

Tak terasa sudah hampir 3 bulan kami melakukan kegiatan rutin tersebut sampai saatnya dimana aku merasakan sebuah perasaan yang berbeda pada linda. Harus ku akui di saat pertama ku melihat linda ada sesuatu yang aneh dalam hatiku sampai ku mengerti itu adalah sebuh perasan lebih dari pertemanan. Di bulan pertama ku slalu terbayang wajahnya. Senyum manisnya slalu menghiasi mimpi-mimpi ku. dalam setiap aktivitas aku slalu terbayang dirinya bahkan pada saat kegiatan belajar mengajar, Tentu itu sangat menggangguku. Hingga akhirnya ku putuskan untuk menjauhinya agar lebih fokus untuk menuntut ilmu disini. 

Ku coba untuk berangkat lebih siang untuk menghindarinya dan lebih sering keluar kelas dan mencari tempat belajar baru agar dia tak bisa menemui ku. Hari demi hari berganti dan tak kulihat batang hidungnya lagi. Entah mengapa seperti ia menghilang dari dunia ini. Dan siang ini Seperti biasanya aku mengisi waktu luangku dengan membaca buku di taman berharap tidak ada linda disana namun, tiba-tiba sebuah tangan halus menyentuh pundakku.

“array...” terdengar suara lembut dari arah belakang
Kutengokan kepalaku dan terlihat wajah yang sangat manis. Ternyata dia adalah linda. Perasaan takut, senang dan bahagia bercampur pada saat itu. Karena telah lama ku tak melihatnya dan seperti kerinduanku ini terobati.

“array, kamu kemana saja. Akhir-akhir kamu sangat sulit dijumpai. Kamu terlihat menghindari aku, ada apa denganmu? Apakah aku punya salah? Jika ia tolonglah maafkan aku” dia menyumbatku dengn banyak pertanyaan dengan nada yang memelas dan lembut kulihat rasa sedih yang mendalam di dalam matanya. Hanya saja waktu itu ia tak seperti biasanya. Degup jantungku semakin cepat berdetak, aku tak ingin mengecewakannya aku juga tak ingin melihatnya bersedih. Dengan berat hati aku pun berkata

“maafkan aku lin, aku terpaksa menghindarimu aku hanya takut..”jawabku
“takut apa ray, apa wajahku ini seram??” tanyanya..
“bukan itu lin, aku hanya takut bila aku tak bisa melupakanmu. jujur saat pertamaku kita berkenalan seperti ada yang mengganjal dihatiku. Kau slalu mengganggu pikiranku, kau seperti telah mengisi semua memori diotak ku ini, mungkin karena aku ...” perkataanku terputus pada saat itu. Rasanya sangat sakit sekali untuk menahan isi hati ini.
“Ada apa ray, terus lanjutkan ?” sahutnya.
“aku.. Aku sayang kamu lin, aku cinta kamu.” Jawabku sambil terbata-bata.
“semenjak aku mengenalmu aku slalu ingin bersamamu. Kemana-mana bersamamu bahkn aku takut ketik jauh dari mu. Aku seperti kapal yang kehilangan nahkodanya. Saat-saat bersamamu adalah saat yang paling indah didunia ini.” lanjutku
Raut wajahnya semakin memelas, dan air itu keluar dari matanya. ia menangis di hadapanku, jujur aku sungguh bingung pada saat itu. Kuangkat dagunya lalu kuhapus dengan lembut butiran air mata yang masih menggenangi wajahnya dengan sapu tanganku.
“Maafkan aku linda atas apa yang telah kulakukan. Aku ini keterlaluan, aku sadar aku tak pantas memiliki perasaan ini.”
Namun tiba-tiba tangannya memegang erat tanganku yang sedang menyentuh wajahnya dan berkata ...
“ Apakah kamu tahu itu? Tentu kamu tidak tahu. Aku juga sayang kamu, aku juga cinta kamu ray aku slalu mencoba mengatakannya padamu.”
Degup jantungku terasa berhenti saat itu mendengar pernyataan yang diluar dugaanku. Tak ku sangka ternyata ia mencintaiku, dalam hati kuingin sekali mencela diriku yang bodoh ini.
Namun di sela-sela haru itu terdengar sebuah bunyi,
“bing, bing, bing” suara bel masuk telah berbunyi
Lantas aku dan linda bergegas masuk kelas dengan cepat meninggalkan taman itu dan menyisakan sebuah kisah antara AKU dan LINDA.




CREATED BY : FAJAR RAMADHAN HIDAYAH

THE END